INSTITUT PERTANIAN BOGOR

| Searching and Serving The Best | Pilih IPB |

SMAN 8 KOTA BOGOR

| We Are Eighters Squad Hooligan | There is No Difference Between Us |

#

#

MANAJEMEN AGRIBISNIS IPB

Bersama Menyejahterakan Pertanian Indonesia yang Lebih Baik

MIPRO AKMAPESA IPB

THE REAL NUMBER ONE !

Kamis, 02 Mei 2013

Analisa Hasil Usaha Ternak Kambing Etawa

pejantan kontesDalam setiap usaha tentu kita akan berharap pada maju dan berkembangnya sebuah usaha tersebut, maka jika kita memiliki sebuah usaha tertentu haruslah memiliki analisa hasil usaha tersebut untuk kelangsungan jenis usaha tersebut.

Kali ini saya mencoba menganalisa hasil usaha beternak kambing etawa berdasar situasional yang berkembang di Desa Donorejo,Kec Kaligesing,Kab Purworejo.
1. Waktu pemeliharaan adalah 24 bulan atau 2 tahun
2. Masa Produksi di hitung dari masa induk bunting 5 bulan dan masa menyusui 3 bulan atau beranak 3 kali dalam 2 tahun.
3. Dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.
4.Jumlah cempe yang akan di hasilkan selama 2 tahun adalah : 20 induk x 2 cempe x 3 beranak = 120 ekor cempe.
5. Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 12 ekor.
6. (satu) ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran Purworejo dan sekitarnya Rp. 200/kg.
7. (satu) ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan, dengan asumsi harga urine di pasaran Rp.1500/liter.
8. Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standart pasar Desa Pandanrejo, Kec Kaligesing,Kab Purworejo. Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan dalam perhitungan ini. Harga patokan di ambil kisaran bulan september 2009.
9. Biaya pakan di hitung per ekor sedangkan gaji operator ternak atau karyawan di gaji berdasar 22 ekor untuk satu orang
Gaji Karyawan / operator ternak di hitung berdasar jam kerja ( 2 jam ) dalam sehari sebesar Rp 500.000 per bulan dengan asumsi operator ternak hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dalam setiap harinya untuk membersihkan kandang dan memberikan Pakan yang sudah di beli ( tidak termasuk pembelian pakan )


A. INVESTASI TETAP
Kambing betina 20 ekor @ Rp. 3.000.000.
20 ekor x Rp. 3.000.000
= Rp. 60.000.000
Kambing jantan 2 ekor @ Rp. 4.000.000
2 ekor x Rp. 4.000.000
= Rp. 8.000.000

Kandang 2 unit @ Rp. 7.500.000
2 unit x Rp. 7.500.000
= Rp. 15.000.000

Peralatan kandang Rp. 1.000.000
Total investasi tetap:
Rp. 60.000.000 + Rp. 8.000.000 + Rp. 15.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 84.000.000


B. BIAYA PRODUKSI
Biaya pemeliharaan kambing induk (22 ekor)
Biaya pakan ternak = 2.500/ ekor / hari
22 ekor x 2.500 = Rp 55.000/ hari
Biaya dalam satu bulan = 55.000 x 30 hari = Rp 1.650.000
Biaya Pakan selama 24 bulan = Rp 39.600.000

- Gaji karyawan
Rp.500.000 : 30 hari 22 ekor
Biaya gaji selama 24 bulan = Rp.12.000.000

Total Biaya Produksi :
Rp 39.600.000 + Rp 12.000.000 = Rp 51.600.000


C. PROYEKSI PENDAPATAN
Penjualan cempe
108 ekor x Rp. 1.500.000
= Rp. 162.000.000

Penjualan induk afkir
20 ekor x Rp. 1.500.000
= Rp. 30.000.000

Penjualan pupuk kandang
7,5 kg x 12 bulan x 2 tahun x Rp. 200 x 20 ekor
= Rp. 720.000


D. REKAPITULASI PENDAPATAN
1. Biaya-biaya:
- Biaya investasi Rp. 84.000.000
- Biaya pemeliharaan selama 2 tahun Rp 51.600.000

Total biaya Rp. 135.000.000
2. Pendapatan;
- Penjualan cempe Rp. 162.000.000
- Penjualan induk afkir Rp. 30.000.000
- Penjualan pupuk kandang Rp. 720.000

Total pendapatan Rp. 192.720.000
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 192.720.000– 135.000.000
= Rp. 57.120.000
Penghasilan per bulan
= Rp. 57.120.000 : 24 bulan
= Rp. 2.380.000

Dengan 20 ekor betina kita per bulan mendapatkan penghasilan sebesar = Rp. 2.380.000 Estimasi keuntungan tersebut belum termasuk kalau hasil cempe yang di keluarkan berkualitas super. Karena pada dasarnya harga cempe yang bener-bener super itu tidak ada batasan harganya . sebagai gambaran, penulis pernah menjual cempe jantan umur 3 bulan dengan harga 7,5 juta seekor.
jadi barometer penghasilan tersebut di atas adalah mengacu pada criteria terendah di pasar kambing etawa Desa Pandanrejo
dan estimasi ini berdasar waktu terpendek untuk mencoba dalam waktu produksi total tentunya akan memakan waktu selama 5 tahun yang akan menghasilkan perhitungan yang berbeda sebab investasi kandang akan berumur lebih dari 5 tahun .

http://www.gunungkelir.com

Analisis Usaha Budidaya Belut di Dalam Tong atau Drum

Asumsi
1. Tong atau drum yang digunakan bervolume 200 liter sebanyak 20 buah.
2. Lama setiap periode pemeliharaan 4 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika periode pemeliharaan bisa lebih cepat menjadi 3 bulan.
3. Tong atau deum dapat digunakan selama 4 tahun (12 Periode pemeliharaan)
4. Cat Minyak, Pipa PVC dan perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun
5. Padat tebar bibit 2 kg per drum, menggunakan bibit berjumlah 80-100 ekor per kg. Jadi kepadatan maksimal tong 200 ekor bibit.
6. Kegiatan budi daya dilakukan sendiri oleh pembudidaya, hanya proses penyiapan tong dan pembuatan media yang menggunakan tenaga kerja borongan.
7. Media yang digunakan adalah campuran tanah yang dimatangkan dengan media instan bokashi.
8. Pakan utama yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan.

Analisis Usaha
Biaya investasi

- Tong atau drum 20 buah @ Rp100.000......................Rp 2.000.000
- Cat minyak 7 kaleng @ Rp8.000...................................Rp 56.000
- Pipa PVC 2 inchi 3 batang @ Rp30.000.......................Rp 90.000
- Perlengkapan pendukung
(ember, cangkul, serok, baskom, Was, dan jeriken)......Rp 200.000
- Upah pembuatan tong (borongan..................................Rp 100.000
Total investasi.....................................................................Rp2.446.000


Biaya operasional per periode pemeliharaan
— Biaya Tetap
Penyusutan tong atau drum Rp2.000.000 : 12 ............Rp 167.000
Penyusutan cat Rp56.000 : 12 ........................................Rp 4.700
Penyusutan pipa PVC Rp90.000 : 12............................. Rp 7.500
Penyusutan peralatan pendukung Rp200.000 : 12...... Rp 16.700
Penyusutan upah persiapan drum Rp100.000: 12........ Rp 8.400
total biaya tetap.................................................................... Rp 204.300


— Biaya Tidak Tetap
Bibit belut 40 kg x Rp40.000/kg.................................................... Rp 1.600.000
Pelet, cacing, dan ikan-ikanan kecil 474 kg x Rp3.000/kg.......... Rp 1.422.000
EM4 4,5 botol x Rp , 25.000/ botol................................................. Rp 112.500
Jerami padi 4 ikat x Rp5.000/ikat.................................................. Rp 20.000
Batang pisang 10 batang x Rp1.000/batang.................................. Rp 10.000
Bekatul atau dedak 67 kg x Rp2.000/kg......................................... Rp 134.000
Pupuk kandang 4 karung x Rp6.000/karung................................. Rp 24.000
Gula 0,25 kg x Rp6.000/kg............................................................... Rp 1.500
HSC (Humic Substance Complex) 1 botol......................................... Rp 90.000
Tenaga pembuatan media................................................................... Rp 50.000
Total biaya tidaktetap.......................................................................... Rp3.464.000


— Total Biaya Operasional
Total biaya operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap
= Rp204.300 + Rp3.464.000
= Rp3.668.300

3. Penerimaan per Periode
Penjualan hasil panen 400 kg x Rp25.000/kg = Rp10.000.000

4. Keuntungan
Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp10.000.000 - Rp3.668.300
= Rp6.331.700

5. Pay Back Period
Pay back period adalah waktu titik batik modal atau titik impas,
yaitu perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.

Pay back period = (Total investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp2.446.000 : Rp6.331.700) x 1 bulan
= 0,4 bulan


Sumber : Drs.Ruslan Roy, MM dan Bagus Harianto, AgroMedia Pustaka, 2009

ANALISIS BIAYA USAHA TANAMAN HIAS AGLAONEMA

Daunnya bercorak unik dan menarik. Keindahan daunnya menjadi daya tarik.
KONSUMEN
Sebagian besar konsumen ini adalah kelas menengah keatas dan pecinta tanaman.


BAGAIMANA MEMULAI
Mengenal tentang tanaman dahulu melalui media massa dan internet atau buku. Setelah itu, kita dapat memilih jenis tanaman anthurium yang akan di budidayakan, yaitu aglaonema jubilee yang per potnya isi 7-8 batang dengan tinggi 50-60 cm Rp 100 ribu. Aglaonema butterfly, lady valentine, hang-hang, snow white yang harganya sekitar Rp 150 ribu, jenis costatum per potnya berisi 6 batang Rp 900 ribu, aglaonema sun-sun Rp 2,5 juta, ruwa raiwa harganya Rp 2 juta, dan yang paling terkenal adalah dut anjamani Rp 3 juta.


HAMBATAN
Resiko kematian budidaya ini 20-30%, karena serangan hama. Pemasaran yang kurang baik dapat mengakibatkan kalah bersaing.


KUNCI SUKSES
Ajang pameran merupakan alternatif yang baik untuk mengenalkan produk ini. Menggunakan internet sebagai media promosi karena target adalah menengah keatas. Perawatan yang baik juga sangat penting agar tidak mudah mati.


TIPS MERAWAT TANAMAN AGLAONEMA
1. Tanaman induk yang bertunas dicabut pelan-pelan dari pot dan buang tanah yang menepel.
2. Potong tunas dengan pisau, sertakan akarnya.
3. Sediakan pot berhawa (O2) diisi styrofoam yang dipotong kecil-kecil agar air buangan lancar.
4. Masukkan 1/4 media. lalu menanam induk tanaman, tambahkan pupuk npk. Tambahkan media lagi sampai penuh tapi tidak terlalu padat.
5. enam atau tujuh bulan kemudian anakan bisa menjadi induk tergantung varietasnya. induk dapat diperbanyak lagi.


ANALISIS BEP 
INVESTASI AWAL
Membeli tanaman Rp 5.000.000,-


BIAYA OPERASIONAL
Membeli bahan baku (bibit, pupuk) Rp 4.300.000,-
Listrik dan telepon Rp 500.000,-
Transportasi Rp 200.000,-
 

TOTAL Rp 5.000.000,-

Omzet per bulan Rp 10.000.000,-
 

Laba per bulan Rp 5.000.000,-
 

analisis BEP 1 tahun

http://invesdana.com

Cara Budidaya Ternak Kambing Etawa



PENDAHULUAN
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan kambing Etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing Kacang (kambing asli Indonesia).
Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia, mudah dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65 – 90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg. Produksi susu bisa mencapai 1 – 3 liter/hari.
Kambing PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan. Harga anak kambing PE bisa 3 – 5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16 – 18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 2 – 3 ekor/induk.

CIRI – CIRI KAMBING PE
  •  Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak 90 – 110 cm dan betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu/rambut panjang
  • Profil (bagian atas hidung) tampak cembung
  • Telinga panjang (25 – 40 cm) terkulai ke bawah
  • Warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang polos putih, hitam atau coklat.

PEMILIHAN BIBIT
1. Bibit Kambing PE yang baik
  • Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
  • Bulu bersih dan mengkilat
  • Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
  • Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
2. Bibit Kambing PE jantan yang baik
  • Postur tubuh tinggi besar dan gagah
  • Kaki panjang dan tumit tinggi
  • Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
3. Bibit Kambing PE betina yang baik
  • Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
  • Alat kelamin normal
  • Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka

PERKEMBANGBIAKAN
Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12. Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan.
Tanda – tanda birahi pada kambing betina antara lain:
1.
Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas – kibaskan serta terus – menerus mengembik
2. Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit lendir bening
3. Masa birahi berlangsung selama 24 – 45 jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari

Bila kambing betina telah menunjukkan gejala birahi maka sebaiknya segera dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kawin alam
Kawin yang dilakukan dengan memasukkan kambing betina ke kandang pejantan selama 2 hari
2. Kawin suntik / IB
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya terjamin

Adapun ciri-ciri kambing bunting antara lain:
  • Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
  • Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
  • Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
  • Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang

Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak terperosok atau terpeleset.
Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali.

PRODUKSI SUSU KAMBING
Produksi susu kambing PE relatif tinggi dan berlebih jika hanya untuk mencukupi kebutuhan anak sehingga dapat dimanfaatkan untuk manusia. Kandungan gizi susu kambing yaitu protein 3,7 %, lemak 4,1 %, gula 4,6 % dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga mempunyai khasiat sebagai berikut:
  • Membantu penyembuhan penyakit paru-paru (TBC, asma, flek)
  • Mencegah osteophorosis
  • Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
  • Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
  • Mengencangkan dan menghaluskan kulit
  • Menambah gairah seksual.

PAKAN TERNAK KAMBING
Secara umum ternak kambing setiap hari membutuhkan pakan hijauan sebanyak 10 % dari bobot badan, tetapi dalam pemberiannya 2 kali lipat karena kambing bersifat pemilih. Pemberian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemberian konsentrat diberikan untuk menambah dan melengkapi kebutuhan gizi dengan jumlah 1% dari bobot badan. Pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari.
Untuk mencukupi kebutuhan mineral maka diberikan garam dapur yang ditempatkan pada wadah khusus yang ditempatkan pada wadah khusus dan kambing akan menjilati sesuai kebutuhan.

PERKANDANGAN
Kandang kambing PE idealnya berbentuk panggung dengan lantai dari lajur bambu atau papan yang dipasang berjajar dari depan ke belakang. Antara lajur diberi sela 1,2 cm agar kotoran serta kaki tidak terperosok. Kebutuhan ruang kandang kambing jantan dewasa 1,5 m x 1,5 m/ekor dan betina 1,5 m x 1 m/ekor.

Sumber:
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo. 2007. Lembar Informasi Pertanian: Budidaya Kambing PE. Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo. Wonosobo.

BUDIDAYA BELUT SAWAH UNTUK KONSUMSI

Budidaya belut memang belum banyak dilakukan secara kultur di kolam-kolam karena belut dianggap kurang diminati konsumen. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini belut sudah banyak dilirik oleh pelaku agribisnis. Pada artikel pendek ini, hanya akan dibahas budidaya belut sawah untuk konsumsi, dengan masa budidaya selama 2-3 bulan.

Deskripsi Belut Sawah

Tubuh belut sawah berbentuk bulat panjang seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip dubur. Sirip-sirip tersebut berbentuk lipatan-lipatan kulit tanpa jari sirip.

Belut sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam masa inter-sex, kemudiian berkembang lagi menjadi belut jantan.





Sistematika belut sawah :

Kingdom       Animalia
Sub-kingdom  Metazoa
Phyllum          Chordata
Sub-phyllum   Vertebrata (Craniata)
Class               Pisces
Sub-class       Teleostei
Ordo              Synbranchoidea
Familia           Synbranchidae
Genus            Monopterus
Species         Monopterus albus

Lingkungan hidup belut sawah

Belut sawah hidup di daerah persawahan dan parit-parit sawah. Belut sawah hidup di daerah lumpur atau tanah becek sampai kedalaman berkisar 10 cm dengan cara menggali lubang seperti terowongan berliku dengan pola sarang menyerupai huruf U. Belut sawah menyukai media dingin sebagai tempat tinggalnya. Suhu optimal saat budidaya belut sawah berkisar antara 21 – 27 0C. Apabila mengalami kenaikan temperatur air, maka belut sawah akan meninggalkan tempat tersebut. Belut sawah mampu hidup di perairan dengan kandungan oksigen terlarut rendah, karena belut sawah selain bernapas menggunakan insang juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa lipatan-lipatan kulit tipis dalam rongga mulutnya.

Kandungan gizi belut sawah per 100 gram

Belut selain rasanya enak dan banyak mengandung vitamin, juga mengandung kalori tinggi. Dalam 100 gram belut, mengandung kalori 303 gram, protein 14 gram, lemak 27 gram, kalsium 0,02 gram, besi 0,001 gram, vitamin A 1,6 gram, vitamin B1 0,0001 gram, vitamin C 0,002 gram serta mengandung air 58 gram.

Budidaya Belut Sawah




Budidaya belut sawah tidak diperlukan persyaratan khusus seperti budidaya ikan lainnya. Budidaya belut sawah dapat dilakukan pada kolam kecil maupun besar. Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen.

Bak Budidaya Belut Sawah

Bak yang digunakan untuk budidaya belut sawah berukuran panjang 3m, lebar 1 m, kedalaman 1,2 m dimana sedalam 0,7 m berada dalam tanah, tujuannya agar media bak selalu dalam keadaan dingin.

Media Budidaya Belut Sawah

Media budidaya belut sawah disusun dari bawah ke atas meliputi lumpur sawah, jerami, pupuk kandang fermentasi, pelepah pisang, dedak halus, lumpur sawah. Susun media tersebut tersusun hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun media digenangi dengan air dengan ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama kurang lebih 1 bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna. Sesekali dilakukan penggantian air agar media memperoleh oksigen terlarut cukup. Disamping itu penggantian air juga bertujuan untuk menghilangkan buih-buih hasil pelapukan. Untuk mengontrol apakah proses pelapukan sudah sempurna atau belum dapat dilakukan dengan memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam media. Apabila jentik-jetik nyamuk tersebut mati, berarti proses pelapukan belum sempurna.

Setelah bak beserta medianya budidaya belut sawah selesai dipersiapkan dan dinyatakan proses pelapukan sudah sempurna, maka penebaran belut dapat dilakukan.

Budidaya Belut Tahap I

Pada budidaya belut tahap I, benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm dengan padat penebaran 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah berukuran 15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau dipelihara pada pemeliharaan tahap II. Belut ukuran ini sangat sulit ditangkap karena sudah bisa membenamkan diri dalam lumput. Cara penangkapannya dengan memasang perangkap (bubu) yang dipasang berderet sebelum pengeringan.

Budidaya Belut Tahap II

Pada budidaya belut tahap II, benih yang ditebar adalah hasil dari budidaya belut tahap I, yaitu belut ukuran 15 cm dengan padat penebaran 25 ekor/m2. Untuk membantu pertumbuhan, perlu diberikan pakan tambahan berupa cacing tanah, bekicot, atau sisa-sisa dapur. Setelah dua bulan, belut sudah berukuran 25 – 20 cm. Belut ukuran ini siap untuk dikonsumsi, selain itu juga paling banyak dicari konsumen.

Pakan Pada Budidaya Belut Sawah

Budidaya belut sawah dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan tidak memerlukan pakan tambahan karena belut sudah cukup memperoleh makanan dari media yang dibuat. Tetapi untuk menjunjang pertumbuhannya, pemberian pakan tambahan seperti di atas bisa dilakukan. Pemberiannya jangan berlebihan. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai jenis, kuantitas, serta kualitas pakan belut sawah.

Panen Belut

Panen belut sawah dilakukan dengan mengambil lumpur media budidaya belut. Dengan pengambilan lumpur, maka belut akan merasa terancam, dan menyingkir ketempa lain yang lebih aman. Setelah lumpur habis maka belut sawah tinggal diambil untuk dipindahkan ke wadah penampungan.

http://petunjukbudidaya.blogspot.com

MENGENAL TANAMAN HIAS - AGLAONEMA

Luar biasa! Hebat! Kata itulah yang pas untuk melukiskan sosok turunan Aglaonema cochinchinense. Dialah mung mee srisuk alias rainamira. Puluhan helai daun bergerombol membentuk tajuk yang kompak. Sekitar 80% permukaan daun berwarna merah merona. Pucuk dihiasi warna kuning dengan tepi daun hijau tua. Pantas ia merebut kampiun saat Kontes Piala Raja di Suan Luang, Bangkok, pada Agustus 2004.
Seorang penggemar di Jakarta yang berkunjung ke sana langsung kepincut begitu melihat panampilannya. Harga sebuah kesenangan memang mahal. Betapa tidak, untuk sebuah pot aglaonema jawara itu ia menebusnya Rp 60-juta, setara dengan harga rumah BTN tipe 21 di pinggiran Jakarata. Itulah Aglaonema asal Thailand yang masuk ke Indonesia.
Namun, bukan berarti itu harga yang paling mahal. Ada yang luar biasa lagi, Adelia berdaun cuma 10 lembar dihargai Rp 100-juta alias Rp 10-juta per helai daun 7 tahun silam. Aglaonema mewah itu memang spektakuler. Tidak hanya harganya menggapai langit, tetapi pola warnanya juga unik pada waktu itu, bermotif batik. Itulah motif batik pertama pada Aglaonema. Setelah itu menyusul pola warna serupa dengan nama tiara, shinta, juwita, raina, sexy pink, hot lady, dan srikandi.

A. Warisan Kekayaan Alam
Warisan kekayaan alam yang berharga selangit itu memang menggiurkan. Namun, itu semua adalah karya rekayasa para penyilang. Di alam, tentu saja tidak ditemukan pola warna aglaonema serupa adelia atau rainanmira.
Tanaman hias yang juga berjuluk chinese evergreen itu berasal dari Asia Tenggara. Disebut demikian karena daunnya senantiasa hijau. Panggilan itu kini tampaknya sudah tidak cocok lagi setelah bermunculan aglaonema hibrida berdaun merah menyala atau jingga. Aglaonema yang semula berwarna putih hijau kini sudah berubah menjadi aneka variasi warna. Pionir perubahan itu di dunia adalah Gregori Garnadi Hambali, penyilang aglaonema asal Bogor, Indonesia. Ia mencoba menyilangkan Aglaonema commutatum ‘tricolor’ xAglaonema rotundum, hasilnya pride of Sumatera yang berwarna hijau dengan tulang merah. Di balik daun merah ungu.
Di alam, aglaonema di jumpai di hutan-hutan di bawah pohon, tidak terkena sinar matahari langsung. Tanah tempat tumbuhnya tidak tergenang air. Berdasarkan sebarannya, terbukti aglaonema tahan terhadap perbedaan kelembapan. Ia tumbuh baik di tempat dengan kelambapan rendah maupun tinggi.
Hibrida aglaonema sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sumber penyebaran itu ada di kawasan tropis, terutama di kawasan Asia Tenggara. Dari semua spesies itu yang paling populer di Indonesia saat ini ialah Aglaonema rotundum dan Aglaonema commutatum. Kedua spesies itulah yang kerap kali dibuat sebagai induk untuk menghasilkan hibrida lain. Kedua spesies itu ternyata ada di Indonesia.

B. Penghias Rumah
Kini penghias hutan alam itu pindah ke halaman rumah. Semua berkat jasa para penyilang yang dibantu penyebarannya oleh nurseri-nurseri di berbagai Negara. Bila dahulu hanya Aglaonema hijau seperti sitipon, golden fantasi, dan milkyway yang menghiasi rumah. Kini yang merah pun sudah mulai mewabah, seperti donna Carmen, pride of Sumatera, dan lady valentine.
Demikian juga nurseri tanaman hias, hampir seluruhnya memajang beberapa pot aglaonema. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi merambah berbagai kota besar di Sumatera, dan sejumlah kecil di Indonesia Timur. Aglaonema yang dijajakan pun bermacam-macam. Tidak hanya donna carmen dan pride of sumatera, tetapi juga kelas standar, misalnya lady valentine, butterfly, dan snow white yang harganya tergolong menengah, berkisar Rp 100.000 - Rp 300.000. Bahkan ada yang berani memajang red coccin dan dud unyamanee yang masih berharga Rp 500.000 untuk anakan berdaun 3-4 lembar. Nurseri kelas eklusif menambahkan beberapa jenis tiara, madam soeroyo, JT 2000, atau Widuri yang lebih mahal lagi.
Bukan tanpa alasan bila anggota famili Araceae itu naik daun. Aglaonema mudah dirawat dan sebagai tanaman indoor paling pas. Sang ratu daun memang tidak rewel. Tahan di simpan dalam ruangan selama 1 minggu tanpa dikeluarkan. Lagipula dengan motif indah, ia enak dipandang meski tanpa bunga.

http://informasi-budidaya.blogspot.com/2012/01/mengenal-tanaman-hias-aglaonema.html

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More