Lahir Sebagai Alat Perjuangan
WAKTU tampaknya berlalu sangat cepat hingga tidak terasa, tim 
kebanggaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat, yaitu Persatuan Sepak Bola
 Indonesia Bandung, yang lebih dikenal dengan nama Persib, kini sudah 
memasuki usia 79 tahun pada 14 Maret 2012 lalu.
Menurut buku “Sejarah Lintasan Persib” yang dibuat oleh R. Risnandar 
Soendoro, lahir dan perkembangan Persib sendiri, tidak lepas dari 
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Persib lahir pada 1933, di tengah 
rasa nasionalisme untuk memerdekakan diri dari cengkraman penjajahan 
Belanda. Persib menjadi salah satu akar perjuangan rakyat Bandung dan 
Jawa Barat ketika itu. Hingga sangatlah wajar, jika Persib menjadi 
bagian terpisahkan dari masyarakat Bandung dan Jawa Barat.
Sebelum bernama Persib, di Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche 
Voetbal Bond (BIVB) yang berdiri pada 1923. BIVB merupakan salah satu 
organisasi perjuangan kaum naisonalis. BIVB biasanya melakukan 
pertandingan di lapangan Tegallega.
Namun, BIVB kemudian menghilang dan muncullah dua perkumpulan lain, 
yaitu Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetbal
 Bond (NVB).
Pada 14 Maret 1933, kedua perkumpulan ini sepakat bergabung dan 
lahirkan Persib. Saat itu pula, di Bandung juga berdiri perkumpulan 
sepak bola yang dimotori orang-orang Belanda yaitu Voetbal Bond Bandung 
& Omstreken (VBBO). Masyarakat juga lebih senang menonton 
pertandingan VBBO karena pertandingan biasanya digelar di dalam kota 
seperti UNI dan SIDOLIG.
Namun, perkumpulan yang sebelumnya berada di bawah VBBO, antara lain 
UNI dan SIDOLIG, kemudian bergabung dengan Persib. Bahkan, VBBO kemudian
 menyerahkan lapangan yang biasa mereka gunakan yaitu lapangan UNI, 
SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan SPARTA (Stadion Siliwangi).
Saat pendudukan Jepang, Persib berganti nama menjadi Rengo Tai Iku 
Kai. Rongrongan kembali datang ketika pasukan Belanda yang kembali ke 
Indonesia, berupaya untuk kembali menghidupkan VBBO. Namun, Persib 
berdiri kokoh atas prakarsa dr. Musa, Munadi, H. Alexa, dan R. Sugeng.
Persib kemudian bisa bertahan dan eksis hingga sekarang ini, bahkan 
menjadi salah satu kekuatan sepak bola nasional. Semoga saja, Persib 
tetap langgeng dan terus mencetak prestasi. Amin.
Persib Punya Sejarah Gemilang
JIKA melihat perjalanan Persib Bandung selama mengikuti Kompetisi 
Sepak Bola Liga Indonesia yang dimulai sejak tahun 1994 sampai sekarang 
tahun 2005, boleh jadi Liga Indonesia I yang digelar tahun 1994-1995, 
merupakan tahun prestasi bagi Persib.
Pada LI perdana yang merupakan kompetisi gabungan dari peserta asal 
tim perserikatan dengan Galatama tersebut, Persib berhasil menorehkan 
tinta emas sebagai tim pertama yang memboyong Piala Presiden. 
Bermodalkan materi pemain tim juara kompetisi perserikatan tahun 1990, 
Persib yang dilatih Indra M. Thohir dan diperkuat para pemain lokal asal
 Bandung dan Jabar mampu menghempaskan tim asal Galatama Petrokimia 
Gresik yang saat itu telah dihuni tiga pemain asing Jacksen F. Tiago, 
Carlos de Mello, dan kiper Darryl Sinerine.
Pada partai final yang berlangsung 30 Juli 1995 di Stadion Utama 
Senayan Jakarta (kini Stadion Gelora Bung Karno), gol tunggal Sutiono 
membungkam perlawanan Petrokimia 1-0, untuk memastikan gelar juara. Saat
 itu Persib sangat produktif dalam mencetak gol. Dari 32 pertandingan 
selama putaran pertama dan kedua, mampu mengumpulkan 54 gol dan 
kemasukan hanya 15 gol.
Sebagai juara, Persib memiliki tiket untuk tampil diajang 
internasional mewakili Indonesia dalam Piala Champions Asia yang diikuti
 juara-juara liga di negara Asia. Prestasi Persib sebagai debutan 
ternyata tidak memalukan.
Menumbangkan juara Liga Thailand Bangkok Bank 2-0 di Bangkok dan 
kalah 1-2 di Bandung. Kemudian mengalahkan juara liga Filipina Pasar 
City 2-1 di Bandung dan 3-1 di Manila. Hasil ini membawa Persib lolos ke
 peremfat final.
Sayangnya meski tampil di depan dukungan ribuan bobotoh di Stadion 
Siliwangi, Ajat Sudrajat cs. takluk 1-3 dari juara liga Jepang Verdy 
Kawasaki, tumbang 2-3 dari juara bertahan Thai Farmers Bank dan takluk 
1-4 dari juara liga Korea Selatan Ilhwan Chunwa. Meski gagal ke 
semifinal, pelatih Indra Thohir mendapat penghargaan dari AFC sebagai 
pelatih terbaik Asia.
Catatan sejarah sepanjang tahun 1994-1995 ini, bisa jadi bakal sulit 
untuk diulangi lagi. Entah kapan lagi Persib bisa menunjukkan 
keperkasaannya di Liga Indonesia. Hingga Liga Indonesia X, Persib tidak 
pernah lagi juara. Bahkan saat itu Persib sudah menggunakan para pemain 
asing yang berasal dari Cile, Paraguay, Uruguay dan Argentina, namun 
tetap saja tidak bisa menyamai prestasi Robby Darwis dkk.
Setelah juara LI I, prestasi Persib cenderung turun. Pada empat kali 
Liga yaitu LI V tahun 1998/1999, LI VI (1999/2000), LI VIII 2001/2002 
dan LI IX (2002/2003) Persib nyaris jatuh ke jurang degradasi.
Pada LI V, Persib lolos dari degradasi setelah pada pertandingan 
terakhir mengalahkan tuan rumah Persita Tangerang di Stadion Benteng 
Tangerang. Persita yang akhirnya terjun ke jurang degragasi. Begitu juga
 pada LI IX, Persib harus bertanding di babak play off bersama Persela 
Lamongan, PSIM Yogyakarta, dan Perseden Denpasar. Untung Persib kembali 
lolos dari degradasi setelah mengalahkan Persela dan PSIM dengan angka 
1-0, kemudian imbang 4-4 dengan Perseden. Pada LI X Persib hanya 
menempati posisi keenam klasemen.
Dari:






 








 
2 komentar:
ijin sedot gan,,
kunjungi: http://dawan10.blogspot.com/
thanks
Persib is cure in my herath Obat Radang Paru Paru Anak
Posting Komentar