Repost : Muhammad Aulia Rachman
Powered by : IMAN Rohis SMAN 8 Kota Bogor
(1) Kita
tidak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya.
(2) Belum
tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya adalah riya. Bisa jadi ia berniat
menyemangati kawannya.
(3) Belum
tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-bangga
dengan harta. Bisa jadi, ia ingin mensyiarkan syukur atas karunia-Nya.
(4) Isi hati
adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(5) Mereka
yang menuliskan pengalamannya di social media,
belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang
hendak dibagikannya.
(6) Mereka
yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji
amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana
dakwah masih menyala.
(7) Isi hati
adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(8) Mereka
yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui
banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yang ia
punya.
(9) Mereka
yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya
paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.
(10) Isi hati
adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(11) Mereka
yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui
sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah pelupa, dan mudah ingat dengan
membagikannya.
(12) Mereka
yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia
maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya.
(13) Isi hati
adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(14) Tapi
baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak
keliru di mata kita.
(15) Baik
sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tidak tergelincir
niatnya, agar tidak terhapus pahala amalnya.
(16) Isi hati
adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas
kita untuk meluruskannya. Sebab kita saudara.
(17) Baik
sangka itu menentramkan. Namun, saling mengingatkan juga merupakan kebutuhan.
(18) Baik
sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan saudara terlihat salah.
(19) Baik
sangka, dan nasihat-nasihat adalah kewajiban sesama muslim.
(20) Semoga
kita bisa senantiasa belajar bersama. Salam ukhuwah islamiyah J
0 komentar:
Posting Komentar