Writed by :
Dr. Mawardi Muhammad Saleh, Dewan Syari'ah HPAI, Ketua MUI Kep.Riau.
Repost : Muhammad Aulia Rachman
Powered by :
IMAN Rohis SMAN 8 Kota Bogor
Ketika poligami menjadi sesuatu yang menakutkan, kami sudah menjalaninya
dengan menyenangkan.
Aku dikaruniai 3 “istri” yang sangat mendukung perjuanganku.Ketiga
istriku saling bersinergi menghadirkan surga di dunia ini menuju surga
sebenarnya nanti. Aku menikahi “istri” pertamaku pada saat usiaku masih sangat
belia. Aku jatuh hati pada pandangan pertama. Tak perlu waktu lama untuk
memproses pernikahanku. Istri pertamaku sangat sayang kepadaku, ia selalu
menuntun dan membimbingku setiap aku ditimpa masalah dalam hidup. Aku tak akan
pernah kehilangan cinta kepadanya. Istri pertamakulah yang menunjukkan aku pada
calon “istri” keduaku.
Aku banyak mengetahui dia dari istri pertamaku itu. Begitu banyak hal
yang menarik yang ditunjukkan calon istri keduaku itu, maka tak perlu waktu
lama, akupun segera menikahinya. Aku begitu bersemangat bergairah hidup bersama
keduanya. Tak berhenti sampai disini kebahagiaanku. Kedua istriku itu
membujukku untuk segera memperistri seorang akhwat shalihah yang aku sendiri
belum pernah mengenal dia sebelumnya, kecuali dari selembar biodata dan sedikit
informasi dari sahabat dan keluarganya. Bahkan usiaku belum genap 22 tahun saat
itu. Tapi karena aku sudah sangat percaya kepada kedua istriku itu, maka dengan
mengucap bismillah aku menikahi istri ke tiga ku. Tapi dibanding yang lainnya,
istri ketiga ini paling banyak berkorban.
Demi kedua istriku sebelumnya, dia lebih banyak mengalah untuk memberiku
waktu lebih banyak bersama mereka. Dia sudah tahu bahwa aku menikahi istri
pertama dan kedua atas dasar cinta, tapi aku menikahi istri ketigaku atas dasar
cintaku pada kedua istriku pertamaku itu. Cinta itu baru tumbuh belakangan,
setelah kutahu bahwa dia begitu cinta kepadaku. Istriku ketigaku pun sangat
hormat, cinta dan sayang kepada dua istri pertamaku.
“Istri” pertamaku bernama Ilmu, dia begitu bercahaya dihatiku.
“Istri” keduaku bernama Dakwah, ia begitu menginspirasi gerak
kehidupanku.
“Dan istri ketigaku itulah istriku sebenarnya, yang rela menikah denganku
atas bimbingan Ilmu dan Dakwah. Semoga cinta ini kekal hingga ke surga. “Ya
Allah, ini adalah pembagianku dalam hal-hal yang aku miliki. Maka janganlah
Engkau mencelaku pada sesuatu yang tidak aku miliki.” (HR. Bukhari dalkkkam
kitab Fathul Baari Juz 9 hal. 224)
0 komentar:
Posting Komentar