Kamis, 24 Mei 2012

Prajurit Malaysia Gunakan Pesawat Tempur Bikinan Indonesia


Bagi sebagian orang awam, pastinya belum banyak yang tahu kalau prajurit angkatan udara Malaysia juga menggunakan mesin tempur buatan Indonesia. Sebagaimana terungkap, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo XXIV/2011 yang dipusatkan di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio, 21-28 September 2011.
Di latihan perang bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) itu, TUDM menggunakan tiga pesawat tempur jenis Hawk 108/208, satu Helly Nuri, satu C-130, dan CN-235.
Nah, CN-235 itu merupakan pesawat tempur buatan anak negeri, khususnya PT Dirgantara Indonesia dulu namanya IPTN di Bandung, Jawa Barat.
CN-235 adalah pesawat udara angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasaran di kelasnya di dunia dirgantara. Bahkan Angkatan Udara Turki menjadikan pesawat pengangkut ini, juga menjadi pesawat pengebom, khususnya bom dengan daya ledak tinggi.
Bukan hanya Turki yang cinta menggunakan CN-235, Amerika Serikat dan Brunei Darussalam juga memakainya saat ini. Jadi, kalau di Kepulauan Pasifik ada pesawat model CN-235 tapi berbendera Amerika Serikat, diharapkan jangan heran ya.
Kerja sama Indonesia dan Spanyol membuat CN-233 di zaman Burhanudin Jusuf Habibie jadi Menteri Teknologi Republik Indonesia, tepatnya dimulai sejak tahun 1980. Purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Namun produksi di kedua negara dimulai pada Desember 1986.
Ini menunjukkan kalau mesin tempur buatan anak dalam negeri, tak kalah saing dengan bikinan negara-negara yang suka perang, seperti Inggris, Prancis, maupun Amerika Serikat.
Membuat alat perang diharapkan untuk tujuan damai, bukannya untuk menyakiti negara tetangga maupun bikin masalah dengan negara-negara yang suka perang. Kalau Indonesia dan Malaysia terjalin kerja sama dengan baik, maka Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEA) tak dapat diremehkan.
Berhimpun padu menunjukkan kepada dunia, kalau Asia Tenggara tak kalah saing dengan kawasan-kawasan lain di benua Asia. Memang saat ini, kalau melihat benua Asia di mata negara-negara Barat, lebih memandang Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Barat Daya.
Kawasan Asia Tengah dan Asia Tenggara masih dipandang remeh, karenanya salah satu penyokong kuat ASEAN, Indonesia dan Malaysia harus menjalin hubungan mesra. Di dalam keluarga memang kadang ada ribut atau gaduhnya, namun bukan berarti tak saling mencintai.
Anggap saja kegaduhan antara Indonesia dan Malaysia sebagai bumbu bagi kedua negara yang saling mencintai. Seperti sepasang kekasih yang datang dari hati nurani, usai gaduh, pastinya tambah cinta karena kerinduan yang mendalam. Wuih sok puitis bro….
Di latihan perang itu, selain mengantisipasi teroris, menjalin kerja sama, meningkatkan kualitas personel, juga untuk memantapkan koordinasi dalam pelaksanaan operasi udara antara kedua angkatan udara.
Dengan demikian tercipta suasana persahabatan sebagai negara serumpun, namun tetap didasari dan kesungguhan berdasarkan prosedur tetap yang telah disepakati bersama.
Brigjen Abdul Mutahlib bin AB Wahab selaku Ketua Staf Operasi Markas I Division Udara TUDM, mengatakan kegiatan ini sangat bagus bagi hubungan kedua negara khususnya tentara udara. Kalau damai dan sejuk begini kan sedap. ***

http://www.equator-news.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More